Selasa, 05 Februari 2013

Laa Haula wa Laa Quwwata illaa bika Ya ALlah


Pagi hari itu, aku dan istri berangkat ke bidan Amaliah, yang jika ditempuh dengan berkendara motor dalam keadaan sepi (pagi2 atau malam2) sekitar 1/2 jam. Di antara alasan kami memilih beliau untuk persalinan kali ini adalah usia kandungan istri yang sudah tua melewati HPL sekitar 2 minggu, jika di bidan lain tentu sudah langsung dirujuk untuk operasi caesar.
Sampai di sana, istri langsung diperiksa oleh beliau. Begitu lama aku menunggu, sampai kemudian istri keluar dari tempat pemeriksaan dan mengajakku masuk. Kutanya, gimana? Dia bilang, masih bukaan 1, penjelasannya biar bu Amaliah saja. Beliau keluar menemui kami dan menjelaskan segala hal berkaitan dengan kondisi janin, yang intinya dari segi usia kandungan sudah tua kemudian dari tes jantung janin sudah mulai tidak normal (detak terlalu cepat),
yang jelas beliau menyarankan agar di USG dulu di RS Intan Bunda.
Dengan perasaan yang sudah tidak menentu kami berangkat ke RS, sampai di sana ternyata bidan yang dirujuk oleh bu Amaliyah belum datang, katanya datang baru sekitar jam 10. Akhirnya istri hanya mendaftar dan mengatakan akan kembali sekitar jam 11. Kami pulang.
Sampai di rumah, dengan perasaan yang agak galau. Alhamdulillah, aku teringat pembicaraanku beberapa malam yang lalu dengan seorang teman, praktisi akupunctur, Abu Kandra. Dia mengatakan bahwa menurut data bahwa akupunctur bisa mempercepat proses persalinan, khususnya pada proses pembukaan, yaitu sekitar 98% berhasil, adapun sisanya tidak terpengaruh. Aku segera menghubunginya dan menjelaskan tentang kandungan istri, serta menanyakan apakah bisa mengantar istrinya ke rumah kami untuk meng-akupunctur istri, ternyata bisa, dan aku mengatakan bahwa jam 11an kami ada janji.
Sekitar jam 10, mereka berdua tiba. Istri segera diakupunctur selama 30 menit untuk merangsang syaraf2 tertentu, sedangkan aku menemani Abu Kandra di sebelah. Jam 11 kurang beberapa menit, prosesi telah selesai. Dijelaskan bahwa hasil normal tampak pada 5jam setelah itu, paling cepat 3 jam. Aku dan istri segera berangkat ke RS untuk USG.
Sampai di RS, kami langsung disambut oleh bu Amaliah dan segera mengajak ke ruang periksa. Di sana telah menunggu bidan Eni. Hasil USG sungguh semakin membuat kami setengah berputus harapan bisa melahirkan dengan normal. Karena tampak plasenta telah mulai mengapur, tanda usia janin sudah tua, juga tampak jelas gerakan jantung yang sangat cepat. Bidan Eni menyarankan untuk tes yang lebih detail di lantai 2 untuk memastikan kondisi jantung janin. Oya, untuk tes USG, bidan Eni menggratiskannya.
Di lantai 2 dengan ditemani bu Amaliah, istri periksa lebih lanjut, sampai sekitar 20an menit. Setelah selesai, kami dijelaskan oleh petugas bahwa masih bukaan 2, dan juga ditemani bu Amaliah. Inti dari hasil pemeriksaan adalah, kondisi janin sudah kritis, harus segera dikeluarkan. Tapi pihak RS masih meminta pertimbangan dari kami, terserah memilih menunggu atau langsung sekarang, dengan konsekuensinya di tangan kami.
Kami memilih menunggu. Pihak RS, juga bu Amaliah mengatakan lagi, jangan lama2, paling tidak sehari harus bisa keluar.
Ya sudahlah, kami keluar dari RS...

Kami benar2 dalam bayang2 yang sangat menegangkan. Tapi, istri tampak sangat kuat keinginannya untuk bisa normal.

Sore hari, dia berjalan2 dan kemudian mampir di rumah seorang ustadz. Pulang dari sana membawa botol minuman mineral tanggung berisi air. Aku langsung menangkap, air zam2? Dari mana? Dari Ustadz Abu Hilm. Maka ini kuyakini adalah salah satu pertanda pertolongan ALlah. Bukankah air zam2 adalah berkah? BUkankah air zam2 tergantung untuk apa dia diminum?

Maka kami berdoa dengan sepenuh harapan kepada Allah agar memudahkan proses persalinan dengan normal, selamat ibu dan anak.
Sampai jam 5 sore, sepertinya ujian belum selesai... Tidak tampak pengaruh akupunctur tadi siang. Aku berteriak dalam hati... ya Allah, ya Rabbii, ya Ilaahii...
Jam 7 kurang beberapa menit malam, Abu Kandra menanyakan kondisi istri lewat SMS. Kujawab, belum ada pengaruh, ada saran? Lama dia tidak membalas, kemudian ada jawaban agar titik2 di antara jari telunjuk dan ibu jari dipijit masing2 10 kali selang 5menit. Sampai jam 9 malam kami melakukan hal itu, kata istri memang mulai terjadi kontraksi2 tapi belum begitu kuat.
Hatiku berucap ya ALlah tolong kami...
...
Abu Hamiid asy-Syaakir
25 Rabii'ul Awwal 1434 H
(bersambung insya Allah)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar