Rabu, 12 September 2012

Perumpamaan Kehidupan Dunia

"Sesungguhnya perumpamaan kehidupan duniawi itu, adalah seperti air (hujan) yang Kami turunkan dari langit, lalu tumbuhlah dengan suburnya karena air itu tanam-tanaman bumi, di antaranya ada yang dimakan manusia dan binatang ternak. Hingga apabila bumi itu telah sempurna keindahannya, dan memakai (pula) perhiasannya (1), dan pemilik-pemiliknya mengira bahwa mereka pasti menguasainya (2), tiba-tiba datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. Demikianlah Kami menjelaskan tanda-tanda kekuasaan (Kami) kepada orang-orang yang berfikir." QS. Yunus : 24


 Inilah sebuah penggambaran hakiki kehidupan dunia yang fana ini. Inilah dia air yang turun dari langit. Inilah dia tetumbuhan yang mengisap air itu hingga ia menyatu dengannya, yang membuatnya tumbuh dan berbunga.
Inilah dia hamparan bumi yang indah dibalut tanaman yang hijau.
Para pencari dunia mengira bahwa kekuatan merekalah yang menyebabkan tetumbuhan itu tumbuh dan berbunga, keinginan merekalah yang menyebabkan tetumbuhan itu "berhias" dan bahwa merekalah yang mengatur semua tanpa ada satupun yang dapat mengubahnya.

Lalu tiba-tiba, di tengah euforia kegembiraan yang semu ini, di sela kelalaian yang melarutkan ini...
"datanglah kepadanya azab Kami di waktu malam atau siang, lalu Kami jadikan (tanaman tanamannya) laksana tanam-tanaman yang sudah disabit, seakan-akan belum pernah tumbuh kemarin. "
Yaa, seperti itulah kehidupan dunia yang membuat manusia tenggelam dan larut selarut-larutnya hingga melalaikan Akhirat demi mereguk sedikit bagian dari dunia itu.
Seperti inilah kehidupan dunia fana yang jika ditimbang dan nilainya  di sisi Allah dianggap sama (berharganya) dengan sehelai sayap nyamuk, maka tidak seorangpun orang kafir akan diberikan kesempatan untuk meminum seteguk airpun darinya.
Sungguh wahai saudaraku, perumpamaan yang ada dalam Al-Qur'an begitu banyak tentang dunia, yang pada hakikatnya menggiring kita untuk kembali sadar bahwasanya kehidupan dunia itu bukanlah kehidupan yang sesungguhnya. kehidupan yang sesungguhnya adalah kehidupan Akhirat, kehidupan yang kita usahakan selama ini dengan amal shalih dan berupaya penuh menghadap kepada Allah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar